Ucapan Minal Aidin Wal Faidzin Lewat Online
Penulis : Muh. Rafly Setiawan
Wabah covid-19 tidak memungkinkan umat muslim untuk menyampaikan kalimat "mohon maaf lahir dan batin" kepada sesamanya. Karena perlu mendengarkan maklumat pemerintah demi keselamatan bersama. Tak terkecuali, ucapan itu dapat diteruskan via online.
Kendati demikian, kebiasaan dalam menyampaikan permintaan maaf di hari raya Idul Fitri telah lama berlangsung. Setiap memasuki momentum lebaran, seluruh akun (khususnya umat muslim) membanjiri linimasi media sosial. Ramai menuliskan permohonan maaf kepada keluarga, teman, sahabat, maupun masyarakat digital yang hanya berteman di media sosial.
Saya mengamati perkembangan budaya ini adalah satu hal yang dapat mendatangkan kemanfaatan. Meskipun selalu ada silang pendapat di dalamnya. Misalnya, saat kita menuliskan ucapan maaf di jaringan internet, pasti ada reaksi negatif dari pengguna lain. Komentar nyinyir pun menyuarak. Katanya "minal aidin wal faidzin hanya bisa dilakukan ketemu langsung". Sungguh, hal itu tidak patut dicontoh bagi kita ditengah pandemi global.
Dalam salah satu akun facebook dari Muhammad Satrio (selaku ketua cabang PMII Kota Palopo) memberikan pernyataan bahwa, "telah lama sebenarnya dilakukan ucapan melalui internet, cuma saat ini wabah Covid-19 mencoba menegaskan adanya perilaku yang seperti ini". Beliau memberikan pencerahan itu, lantaran lewat jaringan internet kita dapat menjahit silaturrahmi sesama umat muslim, dan juga umat non-muslim.
Kerap ditemukan, adanya disclaimer yang dilakukan oleh para pengguna akun buzzer bodong untuk menyamarkan sesuatu yang berfaedah. Contoh misalnya, "memorable moments Ramadhan, kita jangan takut dengan wabah Covid-19, karena kita hanya takut sama Tuhan". Lha, kalau situasinya seperti ini? Memangnya kami tidak takut sama Tuhan? Sesama umat beragama jangan saling menghardik, karena yang harus didahulukan adalah kemanusiaan.
Ulama-ulama yang berkualitas menyatakan bahwa, "untuk mendalami ketauhidan, terlebih dahulu mempelajari soal kemanusiaan dan manusia, supaya konklusifitas kita dapat sesuai dengan norma sosial dan keagamaan". Akan tetapi, masih ada saja kebebalan yang dipertontonkan oleh manusia-manusia yang kacau balau dan loba. Sehingga lebih menjelaskan egoitasnya yang mendatangkan keburukan ketimbang yang penuh maslahat.
Walau bagaimana pun, kondisi yang mengharuskan kita untuk tetap meraih kemenangan di bulan yang fitri ini. Meskipun keterwakilan kita ucapkan secara online, bukan berarti menghilangkan nilai pahalanya disisi Ilahi.
Selain itu, kepada orang-orang yang pernah kesalahan kita buat , dapat memberi kita respon yang baik. Biar pun maaf kita dalam internet (daring), yang penting tulus menyampaikan segala kesalahan kita. Bukankah dalam pepatah kuno menyatakan, "mengangkat tangan kanan lebih baik daripada menerima dengan tangan kiri?" Tentu saja, tiada hal lain yang bisa menyenangi kita, selain diberikan permintaan maaf dari orang lain.
Sekarang ini, kita jangan tertinggal lagi di aspek teknologis. Semua hal berkait-kelindan dengan internet. Jadi, tak hayal kalau ini dapat dimanfaatkan untuk meneruskan rasa kebersalahan kita dengan orang lain melalui media sosial masing-masing. Entah itu, lewat WA, FB, IG, dan lain sebagainya.
Untuk itu, marilah kita berminta maaf dengan orang-orang yang pernah kita dzolimi di media sosial. Boleh jadi, itu kelak bernilai ibadah di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Semua makhluk turut bahagia di momentum idul fitri kali ini, bukan hanya umat muslim, namun non muslim turut senang. Sangatlah indah kehidupan plural nan humanistik Indonesia.
Saya diberikan ucapan "Selamat Hari Raya Idul Fitri" dari salah seorang sahabat non muslim. Dia amat bahagia, karena rezekinya berkelebih-limpahan di bulan ini. Walaupun, pandemi Covid-19 masih saja membayang-bayangi kita semua.
Kita bersama mengharapkan, ucapan tersebut lantas diberikan respon baik bagi yang lain agar yang dulunya mengecap bahwa "minta maaf online" merupakan hal yang tidak baik. Saya menyatakan bahwa semua hal itu bukan sesuatu yang tabu, melainkan dapat dikondisikan sesuai konteks dengan yang dialami hari ini.
Hari ini adalah hari kemenangan kita bersama, apapun agamanya. Covid-19 hanya salah satu tantangan kita untuk memulihkan kemanusiaan kita yang sudah lama renggang. Pandemi global bukan hambatan kita meraih kemenangan pada hari raya idul fitri. Itu merupakan peluang bagi kita dalam menyalurkan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada keluarga, sahabat, teman, dan seluruh manusia.
Sekali lagi saya mengucapkan, "minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin". Tiada kata yang paling indah selain dzikir, tiada hal yang paling sehat selain fikir, dan tiada hal yang paling menyejukkan kita selain berminta maaf, serta tiada nilai yang paling suci selain kemanusiaan dan ketauhidan. Happy Eid Mubarak!
Komentar
Posting Komentar