Buang Air Kecil
Penulis : Muh. Rafly Setiawan
![]() |
sumber gambar : http//www.sehatq.com |
Setiap manusia ataupun satwa, pasti rutin membuang air. Entah itu, buang air kecil ataukah buang air besar. Itu adalah hal yang lumrah bagi makhluk hidup, kecuali tumbuh-tumbuhan. Karena saluran keluarnya terdapat di organ vital.
Kendati demikian, dalam aktivitas sehari-hari pasti puluhan kali kita keluar masuk toilet. Akan tetapi, yang bermasalah adalah kalau kita tidak pernah buang air kecil dalam sehari, berarti ada yang bermasalah dalam tubuh kita. Misalnya, saluran kantong kemih tak dapat beroperasi normal. Maka selayaknya harus segera memeriksa kesehatan diri di dokter agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi pernah terjadi, bahwa orang yang seringkali menahan air kemihnya, dapat kehilangan nyawanya.
Begitupun dengan buang air kecil seruan dokter kala hendak menjalani operasi media. Kita diharuskan untuk buang air kecil terlebih dahulu, sebelum menjalani proses operasi di rumah sakit.
Apabila kita telah selesai operasi, maka kita diwajibkan juga untuk buang air kecil sebelum meninggalkan rumah sakit. Jadi, ketika diizinkan untuk pulang ke rumah, sudah barang tentu seruan buang air kecil kita lakukan. Karena kalau tidak, boleh jadi kita tetap menginap di rumah sakit meskipun telah dioperasi.
Ada satu hal yang perlu digaris bawahi bagi orang-orang berilmu. Anjuran para ulama untuk senantiasa menjaga adab kala berada di toilet, apalagi kalau hendak buang air kecil. Hal yang pertama harus dilakukan adalah buang air kecil seraya duduk sesuai kenyamanan. Kita dilarang buang air kecil sambil berdiri, lantaran dapat berpotensi menghilangkan kesucian ilmu (mudah pelupa). Ibaratnya ilmu itu suci seperti air di hulu, maka jangan sampai ilmu tercemari sewaktu kita buang air kecil sembari berdiri.
Terdapat pula larangan agar kita tetap menjaga kesopanan di tempat umum. Beberapa fasilitas untuk buang air kecil pun tersedia, seperti tempat peribadatan (baca: Mesjid). Jika kita buang air kecil sembarangan, maka kita akan disamakan dengan binatang hina, 'mohon maaf' seperti anjing. Karena binatang tidak mengenal norma kesopanan, dan yang mengenali hanya manusia. Jadi sewajarnya keterikatan norma kemasyarakatan selalu menjadi etika sosial dan pribadi dalam buang air kecil.
Tak hayal bahwa kemudian ingatan para cendekia tidak mudah luntur seiring bertambahnya usia. Karena mereka senantiasa menjaga adab-adab kecil kala buang air. Seyogianya kita belajar tentang hal secuil ini, meskipun seringkali kita acuh, namun semoga dengan tulisan ini dapat mengingatkan kita akan pentingnya untuk buang air kecil maupun besar dengan penuh keadaban.
Komentar
Posting Komentar