Arus kota.
![]() |
Malam hari saat aku melintas dipinggiran jalan poros balandai kota palopo, melihat kendaraan yang agak padat melintasi jalan.Untuk penyebrangan pun agaknya sulit akibat kepadatan jalan.
Perasaan pun agak merasah jengkel, disamping kendaraannya padat, juga agak melaju."jengkelnya kalau begini"
Tidak tahu mengapa, dalam fikiran sya tiba-muncul "oh ternyata malam ini malam minggu",tidak heran lagi karena mungkin para pemuda-pemudi lagi mencari hiburan di sabtu malam.
Saat mengendarai kendaraan sya pun terus kepikiran, ternyata malam minggu bukan hanya malam yang di tunggu-tunggu untuk remaja SMA,tapi ternyata berlaku untuk semua kaum yang ada dikota,terutama Mahasiswa malam minggu pun menjadi malam yang di tunggu-tunggu.
Sedikit agak senyum, serasa saya kembali dimasa-masa SMA Tentang malam minggu. Hahahaha
Kembali ke pembahasan awal tentang padatnya kendaraan, teringat "oh kendaraan tadi kebanyakan megarah ke kota, mungkin ini yang dimaksut daya tarik kota untuk parah pengunjung dari pelosok".
Kira-kira ada apa dikota.??
ternyata banyak fasilitas yang disediakan di kota untuk memenuhi hasrat pengunjungnya.Semisal warkop dan taman yang menjadi tempat perkopian dan tongkrongan.
Sedikit meleset dari pembahasan, mengingat kajian yang pernah saya dapatkan di Organisasi tentang Kapitaliasme yang sudah menguasai sudut-sudut perekonomian .
Sebelum lanjut, sedikit memaparkan apa yang saya pahami tetntang kapitalisme "ialah gagasan yang berawal dari salah satu Filsuf,Adam Smith yang muncul sekitar abad 17 Masehi yang mempelopori bahwa biarkanlah ekonomi megalir seperti air"
Disinilah muncul para pemodal yang terus menerus menanamkan modalnya sehingga dialah yang bisah berbicara banyak, menjadikan ia semakin kaya dan yang tidak bermodal(miskin) semakin miskin.
Kini kota menjadi ladang para pemodal untuk menanamkan modalnya, membuat tempat hiburan disana sini, mejadikan tempat seindah mungkin dan senyaman munkin sehingga tempat tersebut bernilai gaya diluar dari esensinya. Semisal Warung Kopi.
Kenapa saya mengambil contoh ialah warkop, karena warkoplah yang paling sering kita jumpai di tengah-tengah kota yang dipenuhi pengunjung.
Tapi yang menjadi ganjil dalam fikiran saya, Kenapa warkop yang menunya mahal-mahal justru lebih banyak menarik para pengunjung!!!
Teringat kajian oleh senior saya, Imran A Lukman, bahwa begitulah sekarang yang kita beli ialah bukan lagi soal selera dan rasa,tapi Nilai gaya yang menjadikan harga kopi menjadi mahal di warkop-warkop sekarang ini".
Membenarkan kajian tersebut, memang begitulah adanya, karena hampir warkop yang pernah saya tempati nongkrong meminum kopi,rasanya semua hampir sama walaupun nama menu juga mengikuti bahasa gaya-gayaan.
Beginilah arus kota yang menjadi daya tarik sekaligus menjadikan kaum kapitalisme terus menerus mendesain sudut-sudut kota sehingga arus fikiran kita untuk berangkat ke kota pun semakin meningkat dan melupakan kenikmatan(kesederhanaan) apa yang ada disekeliling kita (pelosok kota).
Credite by : Sahabat Aldi Amry
Komentar
Posting Komentar